Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
senantiasa mencari kebenaran. Filsafat juga disebut sebagai induk dari
ilmu pengetahaun, banyak ilmu pengetahuan yang terlahir dari filsafat.
Imanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi
pokok pangkal segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat
persoalan yakni apa yang dapat diketahui? (jawabnya metafisika), apa
yang seharusnya di ketahui? (jawabnya etika), sampai dimana harapan
kita? (jawabnya agama) apa itu manusia? (jawabnya antropologi). (Ahmad
Tafsir, 2001 : 11). Disisi lain, filsafat membahas segala sesuatu yang
ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak maupun riil meliputi
Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk paham betul semua
masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan
mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup
filsafat.
Sedangkan,
pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia terhadap obyek (riil dan
gaib) atau fakta. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah kumpulan
pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai
tujuan yang berlaku niversal dapat diuji/diverifikasi kebenaranya.Ilmu
pengetahuan tidak hanya satu, melaikan banyak (plural) bersifat terbuka
berkaitan dalam memecahkan masalah. Jadi, Pengetahuan filsafat
mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara
rasional.
Dalam hal ini berkaitan sekali dengan
cabang – cabang ilmu filsafat. Cabang – cabang ilmu filsafat di
antaranya Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi. Ontologi adalah cabang
ilmu yang membahas hakikat segala sesuatu yang ada. Epistimologi adalah
cabang ilmu menjelaskan tentang bagaimana mencari pengetahuan dan
seperti apa pengetahuan tersebut. Aksiologi membahas tentang untuk apa
ilmu itu digunakan.
ONTOLOGI
Ontologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan Logos berarti pikiran
(logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakiket
sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang
mempelajari tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan
berdasarkan pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang
membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara
rohani. Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang
membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari
sesuatu yang ada.
Objek kajian Ontologi disebut “ Ada”
maksudnya berupa benda yang terdiri dari alam , manusia individu, umum,
terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam ontologi juga terdapat
aliran yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari
satu sumber (1 hakekat).
Dalam aspek Ontologi diperlukan
landasan-landasan dari sebuah pernyataan – pernyataan dalam sebuah
ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.
Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).
Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:
- Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?
- Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
- Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :
- Metodis : menggunakan cara ilmiah.
- Sistematis :saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.
- Koheren : Unsur – unsur harus bertautan tidak terpisah
mengandung uraian yang bertentangan.
- Rasional : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
- Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut
pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
- Radikal : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
- Universal : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.
Hakikat dari Ontologi Ilmu Pengetahuan
- Ilmu berasal dari riset (penelitian)
- Tidak ada konsep wahyu
- Adanya konsep pengetahuan empiris
- Pengetahuan rasional, bukan keyakinan
- Pengetahuan metodologis
- Pengetahuan observatif
- Menghargai asas verifikasi (pembuktian)
- Menghargai asas skeptisisme yang redikal.
Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat
adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau berwujud berdasarkan
logika sehingga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat rasional
dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.
EPISTIMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau
teori. Dengan demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar (teori of knowledges). Epistimologi
adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
Istilah epistimologi dipakai pertama kali
oleh J. F. Feriere untuk membedakannya dengan cabang filsafat lain
yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat pengetahuan (Epistimologi)
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat
pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula
pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan.
Objeck material epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal
epistemologi adalah hakekat pengetahuan.
- Logika Material adalah usaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu
pemikiran di tinjau dari segi isinya. Lawannya adalah logika formal
(menyelidiki bentuk pemikiran yang masuk akal). Apabila logika formal
bersangkutan dengan bentuk-bentuk pemikiran, maka logika material
bersangkutan dengan isi pemikiran. Dengan kata lain, apabila logika
formal yang biasanya disebut istilah’logika’berusaha untuk menyelidiki
dan menetapkan bentuk pemikiran yang masuk akal, maka logika material
berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari
segi isinya. Maka dapat disimpulkan bahwa logika formal bersangkutan
dengan masalah kebenaran formal sering disebut keabsahan (jalan)
pemikiran. Sedangkan logika material bersangkutan dengan kebenaran
materiil yang sering juga disebut sebagai kebenaran autentik atau
otentisitas isi pemikiran.
- Kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti
ukuran. Ukuran yang dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar
tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan tertentu. Dengan demikian
kriteriologia merupakan suatu cabang filsafat yang berusaha untuk
menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan berdasarkan
ukuran tentang kebenaran.
- Kritika Pengetahuan adalah pengetahuan yang berdasarkan tinjauan
secara mendalam, berusaha menentukan benar tidaknya suatu pikiran atau
pengetahuan manusia.
- Gnoseologia (gnosis = keilahian, logos = ilmu pengetahuan) adalah
ilmu pengetahuan atau cabang filsafat yang berusaha untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hakikat pengetahuan, khususnya mengenahi
pengetahuan yang bersifat keilahian.
- Filsafat pengetahuan menjelaskan tentang ilmu pengetahuan
kefilsafatan yang secara khusus akan memperoleh pengetahuan tentang
hakikat pengetahuan. J.A.Niels Mulder menjelaskan bahwa epistimologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan
berlakunya dari ilmu pengetahuan. Abbas Hamami Mintarejo berpendapat
bahwa epistemologi adlah bagian filsafat atau cabang filsafat yang
membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian
atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Epistimologi adalah bagian filsafat yang
membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal
mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.
Jadi, objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek
formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.
Aspek estimologi merupakan aspek yang
membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara
kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Dalam
aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu: analogi,
silogisme, premis mayor, dan premis minor.
- Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
- Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak
langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan
sekaligus.
- Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran, dan kepastian.
- Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan dalil – dalilnya.
Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:
- Rasionalisme : Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.
- Empirisme : Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang dapat diindra karena ilmu atau pengalam impiris.
AKSIOLOGI
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios
yang berarti nilai. Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun
S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair,
dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu
sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri
adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.
Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan
tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi, aksiologi merupakan
ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia
kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak
sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan
dijalan yang tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah
nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap
tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan
bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada
dua penilaian yang umum digunakan yaitu:
- Etika
Etika adalah cabang filsafat yang
membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian
etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika
merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi
pembahasan menarik sejak masa sokrates dan para kaum shopis.disitu
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan
sebagainya. Etika sendiri dalam buku etika dasar yang ditulis oleh Franz
Magnis Suzeno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral ini
sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan dan
adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak
menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah
pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar
manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Di dalam etika, nilai kebaikan dari
tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah
laku yang penuh dengan tanggungjawab, baik tanggung jawab terhadap diri
sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta.
Dalam perkembangan sejarah etika ada 4 teori etika sebagai sistem
filsafat moral yaitu hedonism, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi.
Hedoisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan
moral dengan kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia
mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari amnesia itu sendiri adalah
kebahagiaan.
Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat
bahwa tujuan hukum adalah memajukan kepentingan para warga negara dan
bukan memaksakan perintah-perintah illahi atau melindungi apa yang
disebut hak-hak kodrati. Selanjutnya deontologi adalah pemikiran tentang
moral yang diciptakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa
disebut baik secara terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan
manusia apabila digunakan dengan baik oleh kehendak manusia.
- Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia
yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti
bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata
secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh
menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata
bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai
kepribadian.
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan
suatu kulaitas objek, melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan
dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari memancarkan
sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakn kenikmatan.
Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita
mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung
mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang
keindahan sebagai sifat objek yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap
merupakan perasaan.
Aksiologi berkenaan dengan nilai guna
ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat dibantak lagi
bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan
ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal ini,
menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun S. suriasumantri
yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu
merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang
kalaupun terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak
bissa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu, karena itu sendiri
ilmu merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya,
lagipula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun
buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya. Nilai
kegunaan ilmu untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa
filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat
filsafat sebagai tiga hal yaitu:
- Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk
dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau
hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi atau sistem
politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
- Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini
semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam
kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan.
- Filsafat sebagi metodologi dalam memecahkan masalah
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak
masalah. Bila ada batu di depan pintu, setiap keluar dari pintu itu
kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani
lebih enak bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling
rumit. Bila cara yang diguna amat sederhana maka biasanya masalah tidak
terselessaikan secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya
dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.
Nilai itu bersifat objektif tapi
kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai
tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakuakn
penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi
subjektif, apabila subjek berperan dalam member penilaian, kesadaran
manusia menjadi tolak ukur penialian. Dengan demikian nilai subjektif
selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia
seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang
atau tidak senang.
Bagaimana dengan objektifitas ilmu? Sudah
menjadi ketentuan umum dan diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu
harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan anatara
pernyataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada
objektivitasnya. Seorang ilmuwan harus melihat realitas empiris dengan
mengesampingkan kesadaran yang bersifat ideologis, agama dan budaya.
Seorang ilmuan haruslah bebas dalam mennetukan topic penelitiannya,
bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia
hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar
penelitiannya berhasil dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan
utamanya, dia tidak mau terkait pada nilai subjektif
PENUTUP
Ontologi berarti ilmu yang membahas
tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya
ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Sedangkan, menurut istilah
adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani
maupun secara rohani. Epistimologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas
atau kebenaran pengetahuan. Dalam hal ini, aspek estimologi merupakan
aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas
bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan
tersebut. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Disisi lain, aksiologi sebagai
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumu Aksara
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-aksiologi-dalam-pengetahuan-filsafat/