monolog
sama
waktu selalu memiliki asa
tak kan sama ia ketika bermula
ketika aku mulai merasakan hangatnya untaian kata
tak lebih dari memori yang melacuri hati
masuk menusuk menohok segumpal daging merah itu
kerongkonganku selalu tercekat menghadapi pesonamu
tak pernahkah mereka mengajarimu kata permisi
aku beku terujam nikmat rasa
lalu kau melakukannya melebihi rasaku
mencumbui setiap kulit dan terus membekukan rasaku
kedunguanku muncul jika lara hati
benarkah
atau hanya bayang bayang
lalu kau memanggilku jalang
hasrat itu memuncah
akulah pecinta
terima kasih telah mengunjungi blog saya :))