Friday, December 23, 2011


“Kalau bisa di permudah kenapa dipersulit”, sebuah selogan dari seseorang yang ditunggu keberadaannya di kampus unimed.

Sebenarnya keberadaan bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si tidak asing lagi di Universitas negeri medan. Pak ibnu memulai karirnya sebagai dosen sosiologi. Lantas setelah itu ia diangkat menjadi pembantu dekan 1 di fakultas ilmu pendidikan. Saat ini ia telah terpilih menjadi rektor Unimed setelah bapak Prof. Dr. syawal gultom, M.si menjabat.

Seorang anak kampung
      Pak ibnu lahir di desa bunut, kisaran, Asahan pada tahun 1963, 20 mei. Semasa sekolah ia adalah anak yang berprestasi. Beliau pernah mendapatkan juara karya tulis ilmiah saat ia bersekolah di SPG atau disebut dengan Sekolah pendidikan keguruan pada tahun 1981. Semasa SD ia juga pernah menjuarai MTQ tingkat desa pada tahun 1974, saat itu ia mendapat juara pertama dan mendapatkan hadiah berupa sajadah dan peci.

Sandal pertakus sampai menggantung
      Sebuah pemandangan biasa kala itu ketika seorang anak yang menggunakan sandal dari karet yang kini mungkin dimodifikasi menjadi sandal gunung yang memiliki tali/strip di belakangnya. Sandal dari karet inilah yang sering digunakan oleh pak ibnu ketika berangkat ke sekolahnya. Sebuah sandal yang disebut dengan pertakus, yang sekarang susah dicari lagi. Selepas sekolah dasar pak ibnu melanjutkan sekolahnya di SMP negeri di kisaran, jika ingin pergi sekolah ia menggunakan sepeda. Pernah ia mengalami sebuah kecelakaan dimana sepeda yang ia kendarainya saat pergi ke sekolah menabrak kendaraan lain sehingga menyebabkan sepeda yang ia pakai patah dan tidak bisa dipakai, lalu ia pergi ke rumah saudara yang bertempat tinggal dekat kejadian itu berlangsung karena ia tidak berani pulang ke rumah orangtuanya. Selama ia bersekolah banyak kejadian dan pengalaman yang mengharukan serta lucu. Ketika itu ia ingin pulang kerumah setelah belajar di sekolahnya, karena uang jajan yang diberikan orang tuanya tidak cukup alias pas-pasan maka ia pulang dengan teman teman sekampungnya dengan menghentikan kendaraan yang lewat seperti adegan yang di film Mr. Bean tapi ia tidak duduk dengan baik dan rapi layaknya menumpang di kendaraan, akan tetapi menggantung di mobil yang ia tumpangi bersama teman temannya hingga sampai ke tempat tujuan. Saat itu ongkos dari sekolah menuju rumahnya berkisar Rp.50.00,-

Pandangannya tentang pendidikan yang menghantarkannya menjadi rector terpilih tahun 2011-2015. Sebuah perjuangan yang panjang karena ada beberapa kandidat yang juga menyalonkan diri menjadi rektor. Sebuah visi dan misinya saat itu sejalan dengan apa yang telah ada di Unimed kita tercinta ini yaitu ingin menjadikan Unimed menjadi unggul dalam bidang pendidikan, industri, dan pariwisata. Serta menyelenggarakan, mengembangkan, menumbuhkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,  dan membina suasana akademik dan iklim organisasi yang sehat.
Ibnu hajar mengatakan, “inti universitas itu terlihat dari aktivitas positif di kegiatan mahasiswanya”, oleh karena itu ia memulainya dari program studi dari setiap jurusan yang ada di unimed dan berusaha memfasilitasi kinerja prodi agar setiap lulusan yang dihasilkan menjadi orang yang memiliki kemampuan yang dapat bersaing diluar. Apabila hal itu terlaksana dengan baik maka akan menimbulkan sebuah efek domino dan memperbaiki manajemen internal Unimed menjadi lebih baik, sehingga dapat bermitra dan memiliki hubungan yang baik dengan lembaga yang dapat meningkatkan kualitas lulusan.

Anak organisasi
      Semenjak lulus dari SPG tahun 1981, pak ibnu melanjutkan S1 nya di IKIP Medan dan menamatkannya tahun 1985, dimana ia mendapatkan beasiswa yang tak hentinya ia dapatkan hingga ia meraih gelar profesornya. Pak ibnu meluluskan S2 nya tahun 1993 di Univ. Padjajaran Bandung, lalu melanjutkan S3 nya di Univ. Padjajaran Bandung yang kedua-duanya mendalami sosiologi. Saat kuliah di IKIP pak ibnu juga aktif di organisasi kampus mulai dari HMI hingga Ikatan Mahasiswa Tanjung Balai (IKAMANSTA). Ia pernah menjabat sebagai ketua komisariat fip bagian instrinstik.

Seorang idealis
      Ibnu hajar menikah pada tahun 1987 saat itu ia berusia 24 tahun, istrinya bernama Yusniarti beliau adalah seorang istri yang tekun. Bapak Ibnu hajar memiliki 4 orang anak perempuan yang telah besar. Anak pertamanya kini sedang menyelesaikan S2 nya di Univ. Padjajaran Bandung, anak keduanya kuliah di Unimed jurusan tata boga stambuk 2008, anak ketiganya kelas 1 sedang bersekolah di SMA 3 Medan, dan anak keempatnya masih sekolah di SMP Al-Ulum medan.

Sebuah harapan baru bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan kehadiran seorang Prof. Dr. Ibnu Hajar. M.Si yang memiliki kepribadian yang rendah hati serta ramah ini untuk memajukan Universitas menjadi sebuah lembaga pendidikan yang diharapkan dapat bersaing dengan dunia luar yang siap menantang setiap lulusan yang baik dan tangguh.
fd

terima kasih telah mengunjungi blog saya :))

DilaMoticons . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates