Agustus
Hey ha
This is the last agustus
Seperti kebiasaanku menulis, namun selalu saja terhenti ditengahnya, bukan saja karena aku lupa runut ceritanya, tapi juga moodku yang sering hilang tiba-tiba, atau fokusku yang mabur kemana-mana. Sambil meraih sebuah kalender duduk di atas lemari dari pemberian temanku, AKU kembali mengingat apa saja yang sudah aku jalani bulan ini.
Bulan Agustus adalah sebuah bulan penantian bagiku, menunggu kepastian, mendatangi kegembiraan, menyelesaikan mimpi. Kegembiraan itu datang sama seperti orang orang lain yang juga merayakan Idul Fitri di tahun ini, jelas saja, aku sudah lama berkelana dan lama tak pulang kerumah. Atmosfer berbeda langsung terasa ketika aku pertama kali menjejakkan kaki dirumah orangtuaku yang sudah aku tinggal pergi (bukan minggat loh) lebih dari sebulan dan sambutan saudara-saudara membuat aku terheran-heran sebegitu ditunggunya kah aku disini. Menyelesaikan sholat Ied di lapangan besar, berziarah, bersalaman, menikmati setiap kebersamaan.
Di minggu kedua sebuah pengumuman memutuskan aku untuk tidak pernah meragukan keragu-raguanku, entah kenapa intuisi selalu datang lebih awal dibandingkan keputusan yang aku terima, merasakan kerelaan, pasrah, malah menambahkan rasa penasaran. Rantai berikutnya adalah menyelesaikan mimpi, rabun sudah arahku tapi aku percaya cahaya diujung sana selalu menunggu kedatanganku, semoga harapku secepat aku meraihnya.
Bulan ini diakhiri dengan sebuah perjalanan panjang menuju sebuah tempat yang jarang orang jumpai, yah kalau bisa dibilang hanya orang tertentu saja yang datang ke tempat ini. Seperti kami yang pagi pagi buta sudah bergerak menuju kesana, ke sebuah desa di kabupaten Simalungun, perjalanan yang menyita tak kurang dari 6 jam perjalanan ditambah ngetem sana sini, sampailah kami ke tempat istimewa itu.
Sebuah sungai kecil berwarna biru dan berair panas yang keluar dari dalam bumi dan ini bukan air belerang. Air itu keluar dan meluap menciptakan berwarna putih dan biru menarik disana-sini, jalan panjang itu terbayar dengan indahnya. Airnya menciptakan sebuah aliran dan menimbulkan tingkatan-tingkatan kecil batu kapur putih yang berlomba menuju bawah seperti air terjun mini putih dengan genangan yang berwarna biru. Ada banyak pohon yang hidup disekitarnya, akan tetapi melayu dan tak lagi tumbuh daunnya karena merasakan panas dan hawa matahari yang begitu menyengat disiang hari. Sebelum menuju kesana, hamparan batuan kapur mengawali pemandangan itu, terbentang luas dibingkai dengan pohon pohon besar seperti dihutan, yaa, tempat ini adalah sebuah cagar alam jadi tak jarang pohon besar besar ada dikanan kirinya. Karena ini adalah kawasan hutan lindung maka akses jalan menuju kesini sungguh tidak bersahabat meskipun telah menjadi tujuan wisata muda-mudi. Ingin kesana? maka kuatkanlah mental Anda.
kau tahu nama tempat ini apa? "Tinggi Raja", sebuah pertapaan para raja katanya.
harapku--semoga bulan depan menjadi bulan yang benar benar terindah ditahun ini. aamiin
welcome my september :*
september ceria ^.^
This is the last agustus
Seperti kebiasaanku menulis, namun selalu saja terhenti ditengahnya, bukan saja karena aku lupa runut ceritanya, tapi juga moodku yang sering hilang tiba-tiba, atau fokusku yang mabur kemana-mana. Sambil meraih sebuah kalender duduk di atas lemari dari pemberian temanku, AKU kembali mengingat apa saja yang sudah aku jalani bulan ini.
Bulan Agustus adalah sebuah bulan penantian bagiku, menunggu kepastian, mendatangi kegembiraan, menyelesaikan mimpi. Kegembiraan itu datang sama seperti orang orang lain yang juga merayakan Idul Fitri di tahun ini, jelas saja, aku sudah lama berkelana dan lama tak pulang kerumah. Atmosfer berbeda langsung terasa ketika aku pertama kali menjejakkan kaki dirumah orangtuaku yang sudah aku tinggal pergi (bukan minggat loh) lebih dari sebulan dan sambutan saudara-saudara membuat aku terheran-heran sebegitu ditunggunya kah aku disini. Menyelesaikan sholat Ied di lapangan besar, berziarah, bersalaman, menikmati setiap kebersamaan.
Di minggu kedua sebuah pengumuman memutuskan aku untuk tidak pernah meragukan keragu-raguanku, entah kenapa intuisi selalu datang lebih awal dibandingkan keputusan yang aku terima, merasakan kerelaan, pasrah, malah menambahkan rasa penasaran. Rantai berikutnya adalah menyelesaikan mimpi, rabun sudah arahku tapi aku percaya cahaya diujung sana selalu menunggu kedatanganku, semoga harapku secepat aku meraihnya.
Bulan ini diakhiri dengan sebuah perjalanan panjang menuju sebuah tempat yang jarang orang jumpai, yah kalau bisa dibilang hanya orang tertentu saja yang datang ke tempat ini. Seperti kami yang pagi pagi buta sudah bergerak menuju kesana, ke sebuah desa di kabupaten Simalungun, perjalanan yang menyita tak kurang dari 6 jam perjalanan ditambah ngetem sana sini, sampailah kami ke tempat istimewa itu.
Sebuah sungai kecil berwarna biru dan berair panas yang keluar dari dalam bumi dan ini bukan air belerang. Air itu keluar dan meluap menciptakan berwarna putih dan biru menarik disana-sini, jalan panjang itu terbayar dengan indahnya. Airnya menciptakan sebuah aliran dan menimbulkan tingkatan-tingkatan kecil batu kapur putih yang berlomba menuju bawah seperti air terjun mini putih dengan genangan yang berwarna biru. Ada banyak pohon yang hidup disekitarnya, akan tetapi melayu dan tak lagi tumbuh daunnya karena merasakan panas dan hawa matahari yang begitu menyengat disiang hari. Sebelum menuju kesana, hamparan batuan kapur mengawali pemandangan itu, terbentang luas dibingkai dengan pohon pohon besar seperti dihutan, yaa, tempat ini adalah sebuah cagar alam jadi tak jarang pohon besar besar ada dikanan kirinya. Karena ini adalah kawasan hutan lindung maka akses jalan menuju kesini sungguh tidak bersahabat meskipun telah menjadi tujuan wisata muda-mudi. Ingin kesana? maka kuatkanlah mental Anda.
kau tahu nama tempat ini apa? "Tinggi Raja", sebuah pertapaan para raja katanya.
harapku--semoga bulan depan menjadi bulan yang benar benar terindah ditahun ini. aamiin
welcome my september :*
september ceria ^.^